Kenakalan remaja merupakan permasalahan sosial yang kompleks dan sering kali menjadi perhatian utama bagi masyarakat dan pemerintah. Karena problematika tersebut terjadi secara turun temurun sesuai dengan perkembangan era dan zaman yang terjadi.
Ditambah secara mendasar, remaja memang dianugerahi rasa keingintahuan yang tinggi dan luapan emosional namun diiringi dengan ketidakstabilan diri mereka sehingga menjadi sebuah problematika yang terus menerus menjadi tanggung jawab bersama. Dari lini terdekat seperti orang tua, keluarga sampai ke lini terluas yakni pemerintah.
Di Indonesia, seperti di banyak negara lainnya, kenakalan remaja mencakup berbagai perilaku menyimpang seperti konsumsi narkoba, tawuran, pencurian, bahkan kejahatan seksual.
Dalam beberapa tahun terakhir, tren kenakalan remaja cenderung meningkat, dipengaruhi oleh berbagai faktor mulai dari perubahan sosial hingga perkembangan teknologi.
Penegakan hukum memiliki peran yang sangat penting dalam menangani kasus-kasus kenakalan remaja. Selain sebagai alat untuk menegakkan aturan dan keadilan, penegakan hukum juga memiliki fungsi pencegahan untuk mencegah terjadinya pelanggaran hukum di masyarakat.
Berikut ini 3 Faktor yang menyebabkan Kenakalan Remaja itu terjadi :
1). Faktor Sosial dan Ekonomi → Ketidakstabilan ekonomi, kemiskinan, dan ketidaksetaraan sosial menjadi faktor-faktor utama yang menyebabkan kenakalan remaja. Remaja dari latar belakang ekonomi rendah sering kali menghadapi tekanan ekonomi yang tinggi, yang dapat mendorong mereka untuk terlibat dalam perilaku menyimpang sebagai cara bertahan hidup.
2). Pengaruh Lingkungan dan Budaya → Lingkungan tempat tinggal dan budaya lokal juga memainkan peranan penting dalam pembentukan perilaku remaja. Adanya kelompok-kelompok yang mempromosikan kekerasan atau kebiasaan buruk lainnya dapat memengaruhi remaja untuk meniru perilaku negatif tersebut.
3). Keluarga dan Pendidikan → Lingkungan keluarga yang tidak stabil, kurangnya pendidikan, dan ketidakseimbangan dalam pola asuh dapat menyebabkan remaja mengalami ketidakstabilan emosional dan kehilangan arah. Remaja yang kurang mendapatkan dukungan dan bimbingan dari keluarga cenderung mencari pengakuan di luar lingkungan keluarga, kadang-kadang melalui perilaku yang merugikan.
Dengan faktor-faktor yang sudah dipaparkar, diharap aparat penegak hukum dan masyarakat dapat berkolaborasi menangani problematika tersebut.
Baca Juga : Beraktivitas di Rel Kereta Api Bisa Pidana? Jangan Sepelekan
